Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Tempat Makan
BPS ungkap Oktober selalu alami inflasi bulanan, kecuali pada 2022
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-10 18:21:40【Tempat Makan】481 orang sudah membaca
PerkenalanPramuniaga melakukan siaran langsung penjualan perhiasan emas di sebuah gerai di Kota Malang, Jawa T

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengangakan bahwa inflasi bulanan secara konsisten terjadi setiap Oktober selama empat tahun terakhir, kecuali pada Oktober 2022.
“Secara historis, pada setiap Oktober sejak 2021 hingga 2025 ini mengalami inflasi, kecuali pada Oktober 2022 yang mengalami deflasi,” kata Pudji Ismartini di Jakarta, Senin.
Ia mengangakan bahwa inflasi pada Oktober 2025 menjadi yang tertinggi dibandingkan tingkat inflasi pada Oktober 2021-2024, mencapai 0,28 persen month-to-month(mtm).
Ia juga mengangakan tingkat inflasi tersebut disumbangkan oleh emas perhiasan (0,21 persen), cabai merah (0,06 persen), telur ayam ras (0,04 persen), daging ayam ras (0,02 persen), serta wortel (0,01 persen).
Sementara itu, BPS mencatat inflasi bulanan pada Oktober 2021 mencapai 0,12 persen mtm, yang dipicu oleh kenaikan harga cabai merah dan minyak goreng yang memiliki andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen.
Tarif angkutan udara juga berkontribusi terhadap inflasi pada bulan tersebut sebesar 0,03 persen, daging ayam ras sebesar 0,02 persen dan rokok kretek filter sebesar 0,01 persen.
Setahun kemudian, pada Oktober 2022, justru terjadi deflasi sebesar 0,11 persen mtm. Namun, sejumlah komoditas masih memberikan andil inflasi, seperti beras dan bensin masing-masing sebesar 0,03 persen, serta tukang bukan mandor, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen.
Pudji mengangakan tren inflasi kembali muncul pada Oktober 2023 dengan tingkat inflasi 0,17 persen mtm dengan beras, bensin, cabai rawit, tarif angkutan udara, dan cabai merah menjadi pendorong utama.
Ia juga mengangakan masing-masing komoditas berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,06 persen, 0,04 persen, 0,03 persen, 0,02 persen, dan 0,01 persen.
Sementara itu, pada Oktober 2024, inflasi tercatat sebesar 0,08 persen mtm yang disumbangkan oleh kenaikan harga emas perhiasan dengan andil 0,06 persen, daging ayam ras 0,04 persen, bawang merah 0,03 persen, serta tomat dan nasi dengan lauk masing-masing 0,02 persen.
“Dan berdasarkan historis, di setiap Oktober dari 2021 hingga 2025 (kecuali pada 2022), komoditas yang menyumbang inflasi umumnya merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan merupakan komoditas komponen harga bergejolak,” ujar Pudji.
Suka(18939)
Artikel Terkait
- 56 UMKM di Jakbar ikuti pelatihan komoditi makanan
- Album Asia: Perjalanan manis buah durian dari Malaysia ke China
- Satgas sebut gudang cengkeh di AS kosong imbas kasus zat radioaktif
- Khasiat buah mentimun untuk diet, kulit, hingga fungsi ongak
- Cukup tidur membantu anak terhindar dari influenza saat cuaca ekstrem
- Ingin gula darah stabil? Ini cara mengolah nasi putih agar tetap sehat
- DPRD Kendari
- Radiasi UV semakin tinggi, ini imbauan BMKG beserta pencegahannya
- Warga Taiwan Berbondong
- Pelni jamin menu makan untuk penumpang penuhi standar keamanan pangan
Resep Populer
Rekomendasi

Menteri PPPA prioritaskan perlindungan anak dalam insiden di SMAN 72

Stafsus DKI tegaskan komitmen Pemprov jaga kualitas lingkungan

Mengenal bahaya Cesium

Produk olahan rempah Indonesia dilirik pasar Timur Tengah dan Afrika

Kiat mempertahankan nutrisi makanan saat memasak menggunakan microwave

Cegah keracunan MBG, Pemkot Bontang perketat pengawasan izin SLHS

Rumput dari Tiongkok Mengubah Kehidupan di Fiji

Kemlu upayakan WNI kabur dari sentra online scam Kamboja dipulangkan